Minggu, 06 Februari 2011

Membuka lembar depan

Setelah mengatur jadwal pertemuan,acara reuni personil tari tradisional banten (tatra) rampak bedug akhirnya terlaksana juga.
Aku dan ateh selama kuliah kemaren ngomongin jadwal,tempat,sampai rangkaian acaranya.
Awalnya sih kami menargetkan 2 angkatan tatra bisa hadir semua.
Tapi melihat keadaan sekarang kita semua kan udah pada kuliah.Udah pada nyebar,sampai ada yang udah kerja.
Makin susah untuk mengumpulkan mereka dalam satu waktu dan acara.
Jadi aku dan ateh sepakat ngadain acaranya di rumah makan ayam tulang lunaknya bu dede rusli di komplek damkar.
Ayam tulang lunak paling terkenal se-cilegon tuh.
Tadinya pengen ngadain di rumah ticong,tapi orangnya udah masuk kuliah tanggal 6 ini.

Akhirnya 6 februari jam 11.00 anak2 berdatangan.
Lumayan rame juga yang datng.
Absen dulu : aku,ateh,kenda,boghan,dicky,septian,fajri,siti,sendy,novia,nubi
Andaikan semua bisa dateng pasti rame banget tuh.

Yap,tatra adalah gabungan siswa se-SMAN2KS yang bergerak di bidang seni tari.
Eits,pasti ngiranya tariannya itu tarian jaipong,atau tarian lemah gemulai,atau yang lain.
Nggak salah juga,karena di dalamnya memang terdapat unsur itu.
Tapi,gerakan gemulai dan lemah lembutnya diperankan oleh penari wanitanya.
Sedangkan penari cowoknya melakukan gerakan2 silat sambil memukul-mukul bedug.
Kami pernah tampil di event-event besar kaya HUT kota cilegon,dan event-event undangan lainnya.
Kami sering diundang lho.hebat kan?
Siapa sih yang nggak tau sanggar seni mayangsari??
Namanya selalu berada disamping dinas kebudayaan dan pariwisata provinsi banten.
Oiya,kami juga pernah mengisi sebagai penari kolosal untuk mengisi opening MTQ nasional di Banten.
Bayangkan,1000 orang penari tumpah di lapangan membentuk formasi apik karya seniman dari STSI Bandung.
Sangat tidak mudah me-manage orang sebanyak itu menjadi satu kesatuan yang utuh dengan satu visi yang sama.Dan latihan itu kami tempuh selama 3 bulan lebih.Mantapppp jaya.

Dan sayang sekali,acara reuni kali ini tidak dihadiri oleh semua anggota tatra sman2ks.
Tapi dengan teman2 yang dateng tadi cukup mengobati rasa rindu masa2 jaya kita dulu.
Kita bahkan tampil di setiap pembukaan dan penutupan acara di SMA.
Bahkan diundang pada acara launching salah satu penyedia jasa layanan telepon genggam.

Saat aku menulis ini,sejenak pikiranku melayang jauh ke halaman depan cerita hidupku.
Aku ingat saat pertama kita membangun kelompok ini.
Aku ingat saat pertama latihan gerakan2 silat,badanku remuk,duduk sakit,tidur sakit.
Aku ingat saat kita latihan tari kolosal.Badan kita nambah item semua karena kita latian di lapangan terbuka dari pagi sampe sore 2x seminggu selama 3 bulan.Dan lokasi latihannya bukan di cilegon,melainkan di serang.
Saat kita dapat job tampil,anak cowok ngangkat bedug dan kakinya.
Nggak ringan ternyata ngangkat bedug.(yaiyalah..gede gitu)

Satu yang aku dan teman2 sayangkan..
Cuma satu..
Sekolah kurang mempedulikan keberadaan dan keberlanjutan kelompok ini.
Mereka fokus meningkatkan kualitas akademik siswanya aja.
Maklumlah karna predikat SBI-nya mungkin.
Ibu Eka,guru yang selama ini melatih kami,akhirnya pindah bertugas ke SMA lain.
Sangat disayangkan mengingat beliau seorang pencetus dan pelatih tari kondang papan atas.
Banyak bakat2 di sana yang belum terasah.
Semua menyayangkan kepindahannya.

Haaaaaah..
Nggak biasanya nih kok kamarku banyak nyamuk ya??
Wah faisal nggak rajin bersihin kamar nih.Sejak kutinggali dulu kayanya nggak pernah ada nyamuk deh.

Aku selalu merindukan kalian.
Kita pernah merasakan satu rasa yang membuat kita satu.
Mendaki lereng bukit dan berada di puncak bukit.
Menggiring bola sampai ke depan gawang lawan.
Merajut sampai berbentuk sehelai kain.
Dan menggapai langit dengan beribu lompatan bersama.
Semua itu nggak akan tercapai kalo satu di antara kita pada waktu itu tidak ada.
Atau satu di antara kita tidak mau melompat menggapai langit.

Semoga pertemuan hari bukanlah yang terakhir.
Pertemuan berikutnya harus tetap ada senyum terkembang di wajah kalian.

Salam untuk kalian,punggawa pelestari seni daerah tanah air.
Seni tetap ada karena ada yang melestarikan.
Kita sudah membuktikannya.
Mereka yang belum,semoga diberikan kesempatan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar